Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 ISSN : 1907 - 9958
PENGARUH HUTANG DAN
KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
(Survey Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta)
Tedi Rustendi (Staf Pengajar
Jurusan Akuntansi FE Universitas Siliwangi Tasikmalaya) Farid Jimmi (Alumni
Jurusan Akuntansi FE Universitas Siliwangi)
ABSTRACT The purpose of this reseach to
find out whether debt with insider ownership has influence to firm value at
company of manufacturing which enlist in Jakarta Stock Exchange both individually
and groups. In this reseach data collected by using survey method. The
technique analyze data is multiple regression analysis, coefficient correlation
analysis with determination analysis. This analysis done to find out whether
the debt with insider ownership positive influence towards firm value both
individually and groups. From the analysis can be concluded that the groups
debt with insider ownership positive influence towards firm value and the
individually found that debt positive influence toward firm value and insider
ownership not positive influence towards firm value.
I. Pendahuluan
Dalam era
industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan harus
meningkatkan daya saing secara terus-menerus. Persaingan yang semakin meningkat
baik di pasar domestik maupun di pasar internasional menuntut perusahaan untuk
dapat mempertahankan atau memperoleh keuntungan kompetitif dengan cara
memberikan perhatian penuh pada kegiatan operasional dan finansial perusahaan.
Salah satu upaya
yang dilakukan oleh para pemilik dan pemegang saham adalah dengan mempekerjakan
tenaga ahli / profesional untuk diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris
untuk mengelola perusahaan. Para pemilik mempekerjakan mereka dengan harapan di
bawah pengelolaan tenaga ahli / profesional, kinerja perusahaan akan menjadi
lebih terjamin, dapat bertahan dan bersaing di tengah suasana pasar yang
semakin kompetitif sekaligus mewujudkan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan
kesejahteraan pemilik dan pemegang saham.
Hutang adalah
instrumen yang sangat sensitife terhadap perubahan nilai perusahaan. Para
pemilik perusahaan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada tingkat
tertentu untuk menaikan nilai perusahaan. Agar harapan pemilik dapat dicapai,
prilaku manajer dan komisaris harus dapat dikendalikan melalui keikut sertaan
dalam kepemilikan saham perusahaan. Dengan demikian perimbangan kepemilikan
dapat menciptakan kehati-hatian para manajer dalam mengelola perusahaan.
Kebangkrutan perusahaan bukan hanya menjadi tanggungan pemilik utama, namun
juga para manajer ikut menanggungnya. Konsekuansinya para manajer akan
bertindak hati-hati termasuk dalam menentukan hutang perusahaan. Oleh karena
itu kepemilikan oleh para manajer menjadi perimbangan penting ketika hendak
meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan
Perusahaan pada sekarang ini biasanya sangat menyebar. Sedangkan kegiatan
operasi perusahaan sehari – hari dijalankan oleh para manajer ,yang biasanya
tidak mempunyai saham
411
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
kepemilkan yang besar. Para manajer
merupakan agen atau wakil dari pemilik , akan tetapi pada kenyataannya mereka
mengendalikan perusahaan. Dengan demikian bisa terjadi konflik kepentingan
antara pemilik perusahaan dengan para manajer perusahaan. Luasnya penyebaran
kepemilikan saham biasa dari kebanyakan perusahaan besar membuat para pemegang
saham sulit untuk melaksanakan pengendalian. Pemegang saham perorangan tidak
memiliki andil yang cukup besar yang membenarkan mereka menghabiskan waktu dan
uang untuk secara ketat memantau para manajer dan dewan komisaris. Ada
kemungkinan juga bahwa para manajer mengejar ukuran perusahaan yang lebih besar
dan bukan maksimalisasi nilai, karena mereka percaya bahwa kompensasi manajemen
dikaitkan dengan penjualan atau total aktiva.
Jensen dan Meckling
telah membahas banyak aspek dari masalah keagenan, mereka menguraikan bagaimana
masalah keagenan timbul jika seorang manajer memiliki saham yang lebih sedikit
dibandingkan dengan total saham perusahaan. Kepemilikan sebagian ini dapat
mengakibatkan para manajer bekerja kurang semangat dan memerlukan lebih banyak
imbalan lain (kantor dan perlengkapan yang mewah, kendaraan dinas) dibandingkan
seandainya dia harus menanggung semua biaya untuk itu. (Agus Sartono, 2000;13)
Dari sekian
banyaknya emiten yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, emiten masih
dikelompokan ke dalam sembilan sector meliputi pertanian, pertambangan
indrustri dasar, aneka indrustri, indrustri barang konsumsi, proferty,
infrastuktur utilitas dasar, keuangan, perdagangan barang dan jasa. Dalam
penelitian ini penulis memilih perusahaan – perusahaan yang tergabung dalam
indrustri manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya
membeli bahan baku, mengolah bahan baku dan kemudian
menjualnya.
Dalam penelitian ini
penulis mencoba menganalisa faktor – faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,
diantaranya hutang dan kepemilikan manajerial. Berdasarkan pada hasil
penelitian terdahulu menunjukan bahwa terdapat pengaruh dari hutang dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan . Diawali oleh Modigliani
& Miller, kemudian dilanjutkan oleh Jensen, dan Masulis hasil penelitian
mereka menunjukan bahwa hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan .
Sedangkan Penelitian yang menunjukan kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan diawali oleh Leland & pyle, kemudian dilanjutkan
oleh Vermalen dan Hirschey & Zaima. (Taswan. 2003 : 4)
Dari penelitian yang
dilakukan oleh Euis Soliha & Taswan (2002) yang terdiri dari lima variabel,
variabel tersebut adalah Nilai Perusahaan, Kebijakan Hutang, Kepemilikan
Manajerial, Tingkat propitabilitas perusahaan, dan Ukuran Perusahaan. Dari
hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positip namun
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan manajerial
berpengaruh positip dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dari Penelitian yang
dilakukan oleh Taswan (2003) terhadap perusahaan yang listed sejak 1992 sampai
1996 dengan variable Resiko Bisnis, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Kepemilikan manajerial,
Nilai Perusahaan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan hutang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan
manajerial berpengaruh positip dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 412
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
II. Kerangka Pemikiran
Perusahaan dapat
memiliki beberapa tujuan saat didirikan sesuai dengan yang ditetapkan oleh
pendirinya. Namun suatu perusahaan secara umum memiliki tujuan utama untuk
memaksimumkan kesejahteraan para pemiliknya / pemegang saham. Hal itu sejalan
dengan tujuan para pemilik / pemegang saham untuk melakukan investasi yaitu
untuk memperoleh tingkat pengembalian investasi yang tinggi sehingga dapat
mensejahterakan mereka.
Untuk mencapai hal
tersebut, pemilik / pemegang saham umumnya memperkerjakan tenaga profesional,
seperti manajer atau komisaris untuk mengelola perusahana. Dengan demikian maka
tugas utama dari para manajer adalah mengelola perusahaan yang berkaitan dengan
keputusan investasi, keputusan pendanaan dimana didalamnya termasuk pemilihan
struktur modal yang optimal bagi perusahaan. Dengan tujuan akhir memaksimumkan
kesejahteraan pemilik / pemegang saham, yang bisa diartikan memaksimumkan harga
dari tiap lembar saham perusahaan dan nilai perusahaan itu sendiri.
Wahidahwati
(2002:1,2) dalam kutipannya menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi
pengeloloan dan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan.
Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham diantaranya adalah
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan 1). Aktivitas pencarian dana dan 2).
Pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana tersebut
diinvestasikan. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost
diantaranya yaitu, pertama Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen
dan manajemen akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan
juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensinya dari pengambilan
keputusan yang salah. Kepemilikan ini
akan mensejajarkan kepentingan manajemen
dengan pemegang saham. Dengan demikian maka kepemilikan saham oleh manajemen
merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan
manajer akan menggunakan hutang secara optimal sehingga akan meminimumkam biaya
keagenan . Jensen & Meckling Kedua, dengan meningkatkan dividend payout
ratio, dengan demikian tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen
terpaksa mencari pendanaan dari fihak luar untuk membiayai investasinya.
Crutchley & Hansen Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang,
peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dan
manajemen. Disamping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada
dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan dilakukan oleh
manajemen. Keempat, institutional investor sebagai monitoring agen. Moh’d et al
menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu
institutional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency
cost. Karena kepemelikan mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan
untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Adanya
kepemilikan oleh investor institutional akan mendorong peningkatan pengawasan
yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
Dalam pengambilan
keputusan pendanaan bagi perusahaan yang berkaitan dengan penentuan struktur
modal, manajer harus berhati-hati karena keputusan ini dapat berpengaruh
terhadap nilai perusahaan itu sendiri yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Keputusan
pendanaan ini berkaitan dengan kebijakan manajer dalam menentukan proporsi yang
tepat antara jumlah hutang dan jumlah modal
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 413
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
sendiri di dalam perusahaan sehingga dapat memaksimalkan
nilai perusahaan.
Munawir, (2001:19)
menyatakan bahwa : modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang
ditahan, atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap
seluruh hutang- hutangnya.
Pengertian hutang
menurut FASB dalam SFAC no. 6 yang di alih bahasakan oleh Imam Gozali dan Anis
Cariri (2003:157) hutang di definisikan sebagai berikut :
“Hutang adalah
pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban
sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada
entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.”
Pengertian menurut
PSAK (2002:13) mendefinisikan hutang (kewajiban) sebagai berikut :
“Kewajiban merupakan
hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu.
Penyelesaiannya diharapkan mengakibatkab arus kas keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.”
Taswan (2003 : 4)
menyatakan bahwa Mogliani & Miller berpendapat bahwa bila ada pajak
penghasilan perusahaan maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran
pajak. Namun demikian penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menghadapi
biaya kebangkrutan dan biaya agensi yang tinggi. Dengan demikian peningkatan
hutang akan meningkatkan nilai perusahaan, namun pada titik tertentu akan
menurunkan nilai perusahaan. Jensen menyatakan bahwa dengan adanya hutang dapat
digunakan mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh
manajemen, dengan
demikian menghindari investasi yang sia-
sia, serta akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut
dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham.
Menurut Nizar, Shahrul (2003 : 454) insider
didefinisikan sebagai berikut :
“Insider adalah pemegang saham, direksi atau pejabat
perseroan yang memiliki proporsi yang signifikan dalam saham perseroan.”
Pengertian kepemilikan manajerial
menurut Wahidahwati (2002:5) sebagai
berikut :
“Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan
(Direktur dan Komisaris). Kepemilikan manajerial diukur dari jumlah prosentase
saham yang dimiliki manajer.” Adapun menurut Faisal (2003:142) dalam jurnalnya
yang berjudul Pengaruh Stuktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Alat ukur yang digunakan untuk variable
kepemilikan manajerial ( insider ownership) adalah persentase saham direktur
dan komisaris
Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan kepemilikan manajerial merupakan presentase saham yang
dimiliki manajer dan direksi suatu perusahaan. Dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh emiten kepemilikan saham dilaporkan dalam bentuk
persentase. Kepemilikan manajerial ini merupakan kompensasi yang diberikan
perusahaan kepada karyawannya.
Dan Leland &
Pyle berpendapat bahwa insider berkeinginan untuk menginvestasikan modalnya ke
dalam proyek mereka yang berkualitas, dan hal ini dapat mengindikasikan bahwa
ekuitas yang dipegang oleh insider dapat
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 414
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
bertindak sebagai signal nilai perusahaan.
Vermalen Membuktikan bahwa dalam penilaian terhadap pembelian kembali saham
yang telah dijual, para investor memandang proporsi pemegang saham insider
sebagai informasi penting. Sedangkan Hirschey & Zaima memberikan bukti
bahwa keputusan menjual perusahaan dengan kepemilikan insider yang lebih besar
akan memperoleh respon investor yang lebih menguntungkan daripada perusahaan
dengan kepemilikan insider yang lebih rendah.
Pengertian nilai perusahaan menurut Suad
Husnan (2000:7) sebagai berikut :
“Nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual.”
Pengertian nilai perusahaan menurut
Maurice, Thomas (2002:8) sebagai berikut: “Value of the firm is the price for
which the firm can be sold, which equals the present value of future profits.”
Bagi perusahaan yang
menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa
merupakan indikator nilai perusahaan. (Suad Husnan, 2000:11)
Memaksimumkan nilai
pasar perusahaan sama dengan memaksimumkan harga pasar saham. Hal ini dapat
dijelaskan secara sederhana sebagai berikut : nilai perusahaan (V = value)
adalah hutang (D = debt) ditambah modal sendiri (E = equity ). Jika diasumsikan
hutang tetap, nilai perusahaan naik maka modal sendiri naik. Naiknya modal
sendiri akan meningkatkan harga per lembar saham perusahaan. (Lukas Setia
Atmaja, 1999:4)
III. Metode Penelitian
Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode deskriptif analitis dengan
pendekatan survei. Metode deskriptif analitis adalah suatu suatu metode yang
meneliti status
kelompok manusia, objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa yang sekarang
dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki. (Moh Nazir, 2000 : 63).
Metode survei adalah
penyelidikan yang diadakan utuk memperoleh fakta- fakta dari gejala-gejala yang
ada dan mmencari keterangan-keterangan secara faktual baik tentang institusi
sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah. Metode survei
membedakan dan menguiliti serta mengenal masalah- masalah serta mendapat
pembenaran terhadap keadaan dan praktek yang sedang berlangsung . penyelidikan
dilakukan dalam waktu bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik
secara sensus atau dengan menggunakan sampel (Moh Nazir, 2000 : 66)
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis
data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah
terlebih dahulu kemudian dianalisa dengan menggunakan metode statistik
parametrik untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis dalam penelitian
ini akan dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
hutang dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
Penulis akan melakukan pengolahan data
dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut : 1. Persamaan Regresi
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ ε (Sugiyono, 2004 : 251) 2. Analisis
Koefisien Korelasi
1. Secara Simultan
R
xxy
.
21
=
r
2
yx
1
+
r 2 yx 2
- 2
rrr yx
1 xxyx 212 1
-
r
2
xx
21 (Sugiyono, 2004 : 219)
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 415
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
2. Secara Parsial
21
2 perusahaan manufaktur yang tercatat di
Bursa Efek
R
xxy
.
21 =
rrr
yx
1
-
yx 2 . xx 21
1
-
r
2
xx
- 1 - r 2 yx Jakrta.
Ho3 : ρ ≤ 0 : Tidak
terdapat pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap nilai (Sugiyono, 2005
: 193)
perusahaan pada korelasi antara X1 dengan Y
bila X2 tetap
R
= r
-
rr .
-
xx
21 - - yx 1
Tabel 3.3 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Ha3 : (Sugiyono, ρ > 0 : Jakarta.
Terdapat 2005 : 193)
pengaruh positif
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan p Efek Jakarta.ada perusahaan
manufaktur Interval Koefisien Tingkat Hubungan
yang tercatat di Bursa
0.00-0.19 0,20-0,39
0,40-0,59
2. Penetapan Tingkat Signifikansi
Taraf signifikan ( α ) ditetapkan sebesar 5
%, ini berarti kemungkinan 0,60-0,79 0,80-1,00
kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas
95 % atau toleransi kemelesetan adalah 5 %. Taraf signifikan ini adalah tingkat
yang umum digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup ketat untuk
mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. 3. Uji Signifikansi
Untuk menguji signifikansi dilakukan dua
pengujian yaitu :
a. Secara parsial menggunakan uji t
r-1 2 yx 2 yx 1 xx 21
xxy
.
12 1
r
2 1 r 2 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat
Sangat Kuat
3. Koefisien Determinasi 2xrKd = %100 (Sugiyono, 2004 :
215)
Pengujian hipotesis akan dimulai dengan
penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikasi, kaidah
keputusan dan penarikan kesimpulan.adapun tahap tersebut terdiri dari : 1.
Penetapan Hipotesis Operasional
Dengan hipotesis sebagai berikut: Secara
simultan
Ho
1 :
t
= 3-nr
(Sugiyono, 2005: 194) ρ ≤
Tidak terdapat pengaruh
positif 0 :
hutang dan kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
b. Secara simultan menggunakan uji F
( ( 2
)
)
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta. Ha :
1
F
=
r
2
mN - - 1 m
1
- r (Sugiyono, 2004 : 264) 4. Kaidah
Keputusan ρ >
Terdapat pengaruh positif
hutang 0 :
dan kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan pada
Kaidah adalah :
keputusan yang digunakan
perusahaan manufaktur di Bursa
1. Efek Jakarta.
Secara parsial
Ho2 : ρ ≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh positif hutang terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Ha2 : ρ > 0
: Terdapat pengaruh positif hutang terhadap nilai perusahaan pada
Tolak Ho jika t
hitung
> t
tabel
dan diterima Ho jika t
hitung
≤ t
tabel 2. Tolak Ho jika F
hitung
> F
tabel
dan diterima Ho jika F
hitung
≤ F
table
5. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan pengujian diatas, penulis akan melakukan analisis secara
kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik suatu
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 416
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu
diterima atau ditolak
IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hutang Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Hutang merupakan
salah satu variabel independent atau variabel bebas
yang diteliti dalam penelitian ini. Hutang
merupakan kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi.
Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang jangka pendek
dan hutang jangka panjang.
Tabel 4.1
Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: JSX Watch Dan Capital Market
Directory
Hutang Jangka
Pendek (Rp)
Hutang NO Nama
Perusahaan Kode
Jangka
Total Panjang
Hutang (Rp)
(Rp) 1 PT. Branta Mulia Tbk
BRAM 354.796 417.735 772.531 2 PT. Nipress Tbk NIPS 72.842 38.263 111.105 3 PT.
Siantar Top Tbk STTP 79.438 38.784 118.222 4 PT Lionmesh Prima Tbk. LMSH 18.284
4.249 22.533 5 PT Prima Alloy Steel Tbk PRAS 316.563 270.012 586.575 6 PT
SunsonTextile Manufacture Tbk SSTM 469.048 158.657 627.705 7 PT Voksel Elektrik
Tbk VOKS 275.165 388.670 663.835 8 PT Intanwijaya Internasional Tbk INCI 16.639
1.168 17.807 9 PT Intikeramik Alamasri Indrustri Tbk IKAI 319.849 322.057
641.906 10 PT Betonjaya Manunggal Tbk BTON 4.583 702 5.285
Kepemilikan Manajemen pada Perusahaan
Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta
Untuk perhitungan
kepemilikan manajerial, penulis menggunakan rasio antara jumlah saham yang
dimiliki manajer atau direksi terhadap total saham
yang beredar. Data mengenai rasio
kepemilikan saham oleh manajer atau direksi ini diperoleh dari Indonesian
capital market directory dan dari catatan atas laporan keuangan. Untuk lebih
jelasnya, data mengenai kepemilikan manajerial disajikan pada tabel berikut ini
Tabel 4.2
Rasio Kepemilikan Manajerial Pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
NO Nama Perusahaan Kode
Kepemilikan
manajerial (lembar)
Kepemilikan Manajerial (%)\
1 PT. Branta Mulia Tbk BRAM 77.875.000 17.31 2 PT. Nipress Tbk NIPS 2.280.000
11.40 3 PT. Siantar Top Tbk STTP 82.250.000 6.28 4 PT Lionmesh Prima Tbk. LMSH
2.456.500 25.00 5 PT Prima Alloy Steel Tbk PRAS 34.745.900 5.91 6 PT
SunsonTextile Manufacture Tbk SSTM 62.000.000 7.00 7 PT Voksel Elektrik Tbk
VOKS 8.542.530 6.78 8 PT Intanwijaya Internasional Tbk INCI 32.425.483 17.91 9
PT Intikeramik Alamasri Indrustri Tbk IKAI 24.000.000 5.00 10 PT Betonjaya
Manunggal Tbk BTON 17.250.000 9.58 Sumber: JSX Watch Dan Capital Market
Directory
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 417
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
Nilai Perusahaan pada Perusahaan
manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta
Nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual. Smakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang
akan diterima oleh pemilik perusahaan. bagi perusahaan yang menerbitkan saham
dipasar modal harga saham yang diperjualbelikan dibursa menunjukan indikator
nilai perusahaan
Harga saham yang
digunakan oleh penulis adalah harga saham sebelum dan sesudah publikasi laporan
keuangan. Harga saham penutupan yang diperoleh setelah adanya publikasi laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan
dikurangi dengan harga sebelum publikasi laporan keuangan dibagi dengan harga
saham sebelum publikasi laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan atau
disebut dengan proporsi. Proporsi ini menunjukan perubahan harga saham
dikarenakan adanya publikasi laporan keuangan. Tujuannya untuk melihat pengaruh
yang ditimbulkan setelah dan sebelum adanya publikasi laporan keuangan terhadap
harga saham.
Berikut penulis
sajikan tabel harga saham perusahaan manufaktur setelah dilakukan perhitungan
antara harga saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan masing-masing
perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nilai perusahaan (Harga saham) pada Perusahaan Manufaktur Periode 2006 NO Nama
Perusahaan Kode Harga
sebelum Publikasi
(Rp)
Harga setelah
Publikasi (Rp)
Proporsi
Perubahan (%)
1 PT. Branta Mulia Tbk BRAM
1196.67 1373.67 14.79 2 PT. Nipress Tbk NIPS 1200.00 1400.00 16.67 3 PT.
Siantar Top Tbk STTP 141.67 162.67 14.82 4 PT Lionmesh Prima Tbk. LMSH 1900.00
1957.00 3.00 5 PT Prima Alloy Steel Tbk PRAS 123.67 133.67 8.09 6 PT
SunsonTextile Manufacture Tbk SSTM 245.00 299.00 22.04 7 PT Voksel Elektrik Tbk
VOKS 283.00 352.00 24.38 8 PT Intanwijaya Internasional Tbk INCI 356.33 360.00
1.03 9 PT Intikeramik Alamasri Indrustri Tbk IKAI 87.33 96.33 10.31 10 PT
Betonjaya Manunggal Tbk BTON 175.00 175.00 0.00 Sumber: JSX Watch Dan Capital
Market Directory
Pembahasan
Analisis data dengan
menggunakan model analisis korelasi dilakukan dengan SPSS versi 11.0. Hasil
penelitian yang diperoleh kemudian di analisis untuk melihat pengaruh hutang
dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan pada prusahaan manufaktur
yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Pengaruh Hutang Dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Peusahaan pada Perusahaan manufaktur Yang Tercatat di
Bursa Efek Jakarta.
Dalam pengujian dilakukan serangkaian
langkah- langkah uji statistic yaitu analisis regresi berganda, analisis
korelasi dan koefisien determinasi 1. Analisis regresi berganda
sUntuk mengetahui pengaruh variabel bebas,
digunakan analisis regresi berganda dengan rumus sebagai berikut:
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 418
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
Y = a + b
1
+ ε Dari hasil perhitungan spss versi 11,0
(lampiran) diperoleh hasil sebagai berikut: a = -25.246 sb1 = 3,258 b2 = -0,169
Maka persamaan regresinya Y = -25.246+ 3,258 X1 - 0,169 X2 Berdasarkan
persamaan regresi di atas, diketahui bahwa nilai konstanta (a) sebesar -25.246
Nilai tersebut menunjukkan niali perusahaan yang dicapai yaitu sebesar -25.246
pada saat hutang dan kepemilikan manajerial (0). Adapun nilai b
1
X
1
+ b
2
X
2
pula sebaliknya jika hutang dan kepemilikan manajerial
menurun maka nilai perusahaan akan menurun akan mengalami penurunan. 3.
Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X
1
(hutang) dan X
2 (kepemilikan manajerial) terhadap variabel
Y (nilai perusahaan). Setelah diolah dengan SPSS (lampiran) diperoleh nilai
adjusted R square = 0,601 atau 60,1 %. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hutang
dan kepemilikan manajerial secara simultan mempunyai pengaruh sebesar 60,1 %
terhadap nilai perusahaan. sebesar 3,258. Nilai tersebut menunjukkan setiap
penambahan hutang Rp. 1 akan berakibat penambahan 3,258 pada nilai perusahaan
yang dicapai, dengan asumsi variabel lain diabaikan. Sedangkan nilai b
2
sebesar -0,169.
Nilai tersebut menunjukkan setiap penambahan kepemilikan manajerial Rp. 1 akan
berakibat penurunan -0,169 pada nilai perusahaan yang dicapai dengan asumsi
variabel lain diabaikan. Artinya bahwa
Sedangkan sisanya sebesar 39,9 % merupakan pengaruh dari
faktor lain.diantaranya yaitu Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Dividen. 4. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis hutang dan kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan dilakukan uji F, dari hasil analisis
perhitungan SPSS (lampiran) diperoleh F
hitung persamaan regresi ini dapat digunakan
untuk mengetahui bagaimana nilai perusahaan akan terjadi apabila hutang dan
kepemilikan manajerial telah ditentukan. 2. Koefisien korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
kekuatan hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil
perhitungan SPSS (lampiran) diperoleh nilai R sebesar 0,775. Nilai tersebut
dapat diinterpretasikan bahwa hutang dan kepemilikan manajerial mempunyai
hubungan positif atau searah dengan derajat keeratan termasuk kategori kuat
karena berada diantara 0,60 – 0,799 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti
jika hutang dan kepemilikan manajerial naik atau bertambah maka nilai
perusahaan akan mengalami kenaikan, demikian
sebesar 5,269 dan
dari tabel distribusi F pada tingkat keyakinan 95% α = 0,05 maka diperoleh F
tabel sebesar 4,737
Hal ini menunjukkan bahwa F
hitung
(5,269) > F
tabel
(4,737 ), yang berarti hutang dan
kepemilikan manajerial secara simultan mempunyai pengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan atas
hutang dan kepemilikan manajerial, maka nilai perusahaan akan berubah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yang menyatakan bahwa
hutang dan kepemilikan manajerial secara simultan mempunyai pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan dapat diterima.
Hal ini seseuai
dengan kutipan Wahidahwati (2002:1,2) bahwa Pendanaan dengan hutang akan
menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dan manajemen.
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 419
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
Disamping itu hutang juga akan menurunkan
excess cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan
pemborosan dilakukan oleh manajemen. Kepemilikan saham oleh manajemen maka
manajemen akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan juga
apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensinya dari pengambilan
keputusan yang salah. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen
dengan pemegang saham. Dengan demikian maka kepemilikan saham oleh manajemen
merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan
manajer akan menggunakan hutang secara optimal sehingga akan meminimumkam biaya
keagenan.
Pengaruh Hutang Terhadap Nilai Peusahaan
pada Perusahaan manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Untuk mengetahui
pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan, maka dilakukan uji atas hipotesis.
Dimana hipotesis yang diajukan adalah :
Ho2 :
kenaikan, demikian pula sebaliknya jika hutang menurun maka
nilai perusahaan akan mengalami penurunan. b. Koefisien Determinasi
Dengan menggunakan rumus Kd = (r2) x 100%, maka diperoleh
nilai sebesar : Kd = (0,699)2 x 100 % = 48,9 % Nilai koefisien determinasi di
atas menunjukkan bahwa hutang secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan sebesar 48,9 %. Sedangkan sisanya sebesar 51,1 % dipengaruhi oleh
faktor lain diantaranya yaitu: Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Dividen. c. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pengaruh hutang
terhadap nilai perusahaan dilakukan uji t, dari hasil analisis perhitungan SPSS
(lampiran) diperoleh t
hitung
sebesar 2,589 dan
dari tabel distribusi t dengan dk = 7 pada tingkat keyakinan 95% α = 0,05
diperoleh t
tabel sebesar 2,365.
Maka dengan pengujian satu arah (one side test), menunjukkan bahwa nilai t
hitung
(2,589) > t
tabel (2,365). Berarti
bahwa hutang secara ρ ≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh positif hutang terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta. Ha2
parsial mempunyai pengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
diajukan yang ρ > 0 : Terdapat pengaruh positif
menyatakan bahwa hutang secara :
hutang terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakrta.
parsial mempunyai pengaruh positif terhadap
nilai perusahaan diterima. Meningkatkan pendanaan dengan hutang, peningkatan
hutang akan
a. Analisis Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lampiran
1) diperoleh nilai r sebesar 0,699. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa hutang secara parsial mempunyai hubungan positif atau searah dengan nilai
perusahaan, dengan kategori kuat karena berada diantara 0,60 – 0,799. Hal ini
berarti jika hutang naik atau bertambah maka nilai perusahaan akan mengalami
menurunkan besarnya konflik antara pemegang
saham dan manajemen. Disamping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow
yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan dilakukan
oleh manajemen. Dan juga jika dilihat dari prinsip penawaran dan permintaan
jika perusahaan menambah pendanaan dengan cara mengeluarkan saham baru maka
saham yang
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 420
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
ditawarkan akan bertambah sehingga akan menurunkan harga
saham.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap
Nilai Peusahaan pada Perusahaan manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Untuk mengetahui
pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan, maka dilakukan uji
atas hipotesis. Dimana hipotesis yang diajukan adalah :
Ho3 : ρ ≤ 0 :
Tidak terdapat pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Ha3
: ρ > 0 : Terdapat pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, maka
dilakukan analisa data seperti berikut ini : a. Analisis Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lampiran) diperoleh
nilai r yaitu sebesar - 0,182. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan mempunyai hubungan negatif
atau berlawana arah dengan derajat keeratan kategori sangat rendah karena
berada diantara 0,00 – 0,199. Hal ini berarti jika kepemilikan manajerial naik
atau bertambah maka nilai perusahaan akan turun, demikian pula sebaliknya jika
kepemilikan manajerial menurun maka nilai perusahaan akan mengalami kenaikan.
b. Koefisien Determinasi
Dengan menggunakan rumus Kd = (r2) x 100%, maka diperoleh
nilai sebesar : Kd = (- 0,182)2 x 100% = 3,3 % Nilai koefisien determinasi di
atas menunjukkan bahwa hutang secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan sebesar 3,3 %. Sedangkan sisanya sebesar 96,7 % dipengaruhi oleh
faktor lain diantaranya yaitu ; Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Dividen. c. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan dilakukan uji t, dari hasil analisis
perhitungan SPSS (lampiran) diperoleh t
hitung
yaitu sebesar -0,489
dan dari tabel distribusi t dengan dk = 7 pada tingkat keyakinan 95% α = 0,05
diketahui t
tabel
sebesar 2,365. Maka
dengan pengujian satu arah arah (two side test), menunjukkan bahwa t
hitung
(- 0,489) ≤ t
tabel
(2,365). Hal ini berarti bahwa kepemilikan
manajerial secara parsial tidak mempunyai pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan
yang menyatakan bahwa kepemilikan secara parsial mempunyai pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan ditolak atau tidak dapat diterima. Semakin besar
kepemilikan manajerial disuatu perusahaan maka informasi laporan keuangan pun
akan cepat diketahui oleh pemilik peusahaan karena
Selain sebagai pemilik mereka juga sebagai
pengelola perusahaan, sedangkan pihak lain dapat mengetahui informasi tersebut
setelah laporan keuangan perusahaan dipublikasikan. hal ini mencerminkan bahwa
keputusan pemilik merupakan keputusan manajer, sehingga manajer bisa membuat
keputusan – keputusan yang berkaitan dengan nilai perusahaan.
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 421
Tedi Rustendi dan dan Farid Jimmi ISSN :
1907 - 9958
V. Simpulan Dan Saran Simpulan 1. Secara simultan hutang
dan kepemilikan manajerial berpengaruh positif Terhadap nilai perusahaan,
sebesar 60.1 % nilai perusahaan dipengaruhi oleh hutang dan kepemilikan
manajerial, sedangkan 39.9 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak masuk
dalam penelitian ini. Faktor lain yang tidak diteliti diantaranya yaitu:
profitabilitas, ukuran perusahaan dan kebijakan hutang. 2. Secara parsial
hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan , yaitu sebesar 48.9 %.
Hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan. Sedangkan 51.1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
diantaranya yaitu: profitabilitas, ukuran perusahaan dan kebijakan hutang 3.
secara parsial kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh positif terhadap
nilai perusahaan yaitu sebesar 3.3 %. Hal tersebut menunjukan apabila ada
kenaikan kepemilikan maka akan menurunkan nilai perusahaan. Sedangkan 96.7 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti diantaranya yaitu:
profitabilitas, ukuran perusahaan dan kebijakan hutang. Saran 1. Bagi investor
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara
simultan hutang dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. hutang dan kepemilikan manajerial cukup efektif untuk
melakukan pengendalian terhadap prilaku manajer dalam perusahaan sehingga akan
mengurangi biaya keagenan dan pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Hal
ini merupakan signal bagi para investor dan calon investor
untuk membeli atau melepas saham pada
perusahaan yang bersangkutan. 2. Bagi pihak perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
dikatakan bahwa para manajer atau pemilik saham dapat menggunakan hutang untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Karena penggunaan hutang akan berpengaruh
positif dalam meningkatkan perusahaan pada tingkat tertentu, maksudnya karena
penggunaan hutang berisiko apabila cash inflow lebih kecil daripada bunga yang
harus di bayar maka akan menurunkan nilai perusahaan. Akan tetapi harus
didukung adanya pengendalian dan pengawasan yang ketat supaya solvabilitas
(DER) perusahaan tetap terjaga dengan baik. 3. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
terdapat 39,9 % faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan dan tidak
dimasukan dalam penelitian ini. Dengan demikin dapat dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang faktor – faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dan perlunya meningkatkan sampel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi.
Jakarta : Salemba Empat Ali
Arifin, 2004, Membaca Saham,
Yogyakarta Eduardus Tandelilin, 2001.
Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta : BPFE. .Jakarta Stock
Exchange. 2006 (http://www.jsx.co.id) ( 22 Oktober 2007) Machfoedz, M.
1994.”Financial Analysis and the Earning Changes in Indonesia,”Kelola, No. :
114-137.
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1,
2008 422
Tidak ada komentar:
Posting Komentar