BAB 11
MANUSIA DAN HARAPAN
1. PENGERTIAN HARAPAN
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa "Si pungguk merindukan bulan"
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan hams berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
2. PERSAMAAN HARAPAN DAN
CITA – CITA
Persamaan harapan dan cita cita adalah pada intinya dua
duanya sama sama berharap atau memiliki harapan. Setiap manusia memiliki
harapan dan cita citanya masing masing. Misal:
harapan: seseorang mempunyai harapan ingin menjadi
pribadi yang lebih baik lagi.
Cita-cita: seseorang mempunyai cita cita agar dia dapat
berguna bagi nusa dan bangsa.
Jadi dari kedua contoh ini keduanya saling berkaitan satu
sama lain.
selanjutnya manusia berharap di akui keberadaannya sesuai
dengan ke ahliannya atau kepangkatanya atau profesinya. Pada saat itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia dapat diterima atau di aku
keberadaannya.
3. CINTA HARAPAN
Setiap manusia memiliki cinta, cinta kepada seseorang,
cinta kepada keluarga, cinta kepada teman, cinta kepada pekerjaan dll. Di dalam
suatu cinta pasti ada sebuah harapan yang muncul maksutnya adalah apabila
seseorang mencintai orang lain pasti ia berharap seseorang itu membalas rasa
cinta yang sudah ia berikan kepadanya.
Cita cita dan harapan saya sekarang
Saya berharap dapat menjadi kebanggaan orang tua,
menjalani bahkan menyelesaikan perkuliahan ini dengan baik, sesuai aturan serta
tepat waktu dan mendapat pekerjaan yang sesuai dengan apa yang inginkan .
Cita cita saya,
saya ingin membahagiakan orang tua membalas semua jasa serta kasih sayang
mereka kepada saya salah satu cara untuk membahagiakan mereka menurut saya
adalah dengan menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan mendapat pekerjaan yang
saya inginkan.
Sumber
referensi:
BUKU PAKET
UNIVERSITAS GUNADARMA